Bangsa yang dulunya telah meneteskan darah demi meraih kemerdekaan dan kebahagiaan anak cucu bangsa ini, kini terasa di cabik -cabik hatinya dan kehidupannya...bangsa yang kaya hasil bumi yang seharusnya dinikmati seluruh rakyat negeri ini justru sebaliknya, rakyat harus ikut merasakan dan menanggung beban berat dari sepak terjang para koruptor yang tak henti-hentinya mencuri uang rakyat dan menyengsarakannya.Berabad-abad bangsa ini mendambakan kedamaian dan kesejahteraan tapi,..jendela telah terbuka dengan lebar betapa jelas dengan kenyataannya yang terdengar sampai pelosok negeri..ratapan bercampur air mata tangisan yang tak henti-hentinya memekik telinga dan menyayat hati, perih..perih sekali bagi yang merasakan berhati tulus dan jujur.., kemanakah jalan terang untuk bangsa ini ? kapankah rakyat bisa memiliki bangsa ini seutuhnya ? sudah saatnya pemimpin dan pejabat negara menginteropeksi bahwa semua yang menentukan adalah rakyat sebab tanpa rakyat pemerintahan tak kan ada maka dari itu rakyatlah kekuatan utama untuk menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan maju, mereka yang duduk di kursi pemerintahan, siapa lagi kalau bukan rakyat yang mengantarkannya..akankah rakyat selamanya menjadi mesin pencetak uang bagi tikus-tikus pemerintahan ? sedangkan mereka ( koruptor ) hidup serba mewah gemerlap bersama keluarganya yang tak lain hasil dari mencuri uang rakyat, bagi tikus tak pernah ada malu memberi nafkah anak istri hasil curian bahkan bangga akan kekayaannya yang didapat dari korupsi. Rakyat semakin tercekik yang tak pernah kunjung padam..Air mata sengsara ini telah membasahi Bumi Pertiwi dan menjadi saksi..bahwa tidak ada pejabat negara tanpa Rakyat Indonesia. Rakyat bukan sapi perah yang semaunya dijadikan mesin kekayaan para koruptor.
Sabtu, 06 September 2008
Sengsara Pelosok Negeri
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar